Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karakteristik Toko Online Indonesia

Ini tentang realitas toko online Indonesia. Saya mempunyai catatan menarik untuk Anda selama saya berada di tim pemasaran salah satu toko online. Seperti yang Anda tahu, tim pemasaran akan selalu mencari tahu saingan mereka.

Toko Online

Kita tidak akan membahas kelemahan dan kelebihan masing-masing toko online. Tapi saya akan menunjukkan kepada Anda bagaimana karakteristik masing-masing eCommerce tersebut. Jika Anda pemilik toko online, ini akan berguna bagi Anda bagaimana mendesain / mengelola toko online tersebut.

Pertanyaan awal yang terbersit di kepala kami adalah apakah orang Indonesia terbiasa membeli secara online? Jawaban ini ternyata rata-rata orang yang telah terbiasa dengan social media sudah pernah membeli melalui dunia maya. Entah itu membeli melalui facebook marketplace, olshop, Whatsapps, dan sebagainya.

Ada 3 karakteristik orang belanja online.
  1. Si window shopper. Cuma hobi searching di toko online tapi jarang belanja
  2. Si pemburu diskon. Cuma belanja kalo lagi ada diskon-an
  3. Si hemat. Cuma beli barang yg dibutuhkan, dan gak tergoda belanja barang lain.

Rata-rata orang di Twitter dan Facebook yang mau menjawab pertanyaan kami, mengatakan mereka mau membeli secara online jika proses pemesanan dan cara pembayarannya mudah. Di samping itu, mereka juga tidak mau membeli di nama domain yang pernah menipu temannya. Sedangkan orang yang pernah kena tipu, sebagian besar kapok membeli secara online.


Asumsi Penelitian Toko Online Indonesia:

Kami melakukan penelitian ini sebagai dasar untuk meningkatkan penjualan online. Dan juga sebagai bahan belajar, karena kami adalah pemain baru dan tidak terlalu banyak memiliki modal. Penelitian ini semata-mata pembelajaran dan evaluasi agar kami tidak melakukan kesalahan yang dilakukan toko online yang sudah ada.

Dan juga saya membagikannya di sini semata-mata untuk sharing.

Semua data yang saya tunjukkan adalah hasil penelitian kami terhadap 30 toko online. Tidak semuanya bisa saya tulis, tapi berikut sebagian nama-nama itu:  Zalora, Lazada, Blibli, Female Store, Kutu-kutu Buku, Belbuk, Berniaga, Tokopedia, Kedai Digital, Evrawood, Alibaba, Kaos Couple 99, Distro KDRI dan toko-toko online kecil lainnya. Seperti Kado Bayi Online.


Metode Pembayaran:

Rata-rata metode pembayaran toko online Indonesia menggunakan metode bank transfer. Lebih dari 78.08% dari jumlah populasi yang kami teliti.

Lebih khususnya lagi, mereka menggunakan Bank BCA dan Mandiri sebagai medium. Sehingga ketika pembeli melakukan pembelian dan memilih metode bank tranfer, pemilik toko belum menerima pemasukan sampai pembeli melakukan transfer. Sehingga pemilik tidak bisa langsung memproses pemesanan.

(Gambar halaman pembayaran, mereka menggunakan metode pembayaran Kartu Kredit dan Bank Transfer)

Menurut saya metode pembayaran ini merepotkan bagi pengelola mau pun pembelinya. Karena akan ada tambahan langkah cara pemesanan yaitu cara konfirmasi, medium untuk konfirmasi, formatnya, dan bagaimana pemilik toko online mengecek apakah benar mereka telah mengirim uang tagihannya.

Bagi saya, metode dan proses pembayaran di ecommerce  harusnya mudah, baik itu dipandang dari penjual mau pun pembeli. Metode pembayaran yang ideal untuk itu adalah Paypal, Google Checkout atau Kartu Kredit. Tapi kenyataannya masyarakat kita lebih nyaman menggunakan metode bank transfer.


Status Whatapps:

Lebih dari separuh objek penelitian ini memasang status WA di sidebar, atau di pojok kanan header mereka. Dan status WA ini ditampilkan untuk semua halaman yang ada. Artinya mereka selalu bersiaga kalau ada calon pembeli yang kebingungan.

Salah satu alasan kenapa hal ini terjadi, adalah masyarakat kita belum terbiasa memesan dengan proses toko online. Ketika kami mengirimkan pertanyaan kepada pemilik melalui WA (dengan berlagak sebagai calon pembeli), rata-rata pengelola toko online mengatakan bahwa pelanggan mereka lebih suka memesan melalui chatting SMS (Short Message Service) atau WhatsApp.

Tentu saja kenyataan ini mengejutkan saya. Saya selalu berpikir mengelola toko online harusnya lebih mudah dari toko biasa.

Jika yang terjadi pengelola harus selalu online hanya untuk menjawab bagaimana memesan. maka mengelola toko online sama dengan toko biasa. Kita harus tetap jaga dan menjawab pertanyaan pelanggan. Deal yang terjadi pun dilakukan melalui percakapan tersebut.

Jadi bagaimana seharusnya? Pandangan saya terhadap ecommerce adalah situs tersebut bisa menjual dagangan kita tanpa ada orang yang memandu pembeli tersebut. Artinya pembeli tahu bagaimana cara memesan, menavigasinya, dan bagaimana menagih haknya ketika dia telah melunasi kewajibannya.

Sejauh pengamatan kami, Zalora Indonesia adalah yang paling baik dalam mengatasi masalah ini. Mereka memiliki desain yang simple, visualisasi banner promosi yang tepat, dan proses pemesanan yang mudah.

Zalora menggunakan redirect ketika Anda memasukkan satu item barang ke keranjang belanja. Kemudian button orange yang dijadikan primary button menanyakan Anda, “apakah Anda ingin membayarnya.” Sedangkan secondary buttonnya yang berwarna abu-abu menanyakan Anda, “Lanjutkan Belanja.”

Selalu pikirkan kemudahan cara pemesanan. Lakukan A/B testing. Coba testing dengan melakukan redirect (seperti Zalora) dan tetap menggunakan ajax (tetap di halaman single produk) ketika pembeli memasukkan item tersebut ke keranjang belanjaan.

(Permainan warna ini membuat sebuah persepsi dan fokus perhatian lebih kepada Alur pembayaran. Yaitu kata “Lanjut Ke Pembayaran.” Sebenarnya dalam desain sendiri ada teknik yang disebut psikologi warna. Sejauh yang saya baca di eBook Smashing Magazine: Psychology Of Web Design, Zalora cukup baik menerapkannya.)


Metode dan Biaya Pengiriman

78% toko online Indonesia menimpakan biaya pengiriman barang mereka kepada pembeli. Hanya beberapa saja yang menggratiskannya. Seperti Zalora dan Lazada. Sedangkan kelompok lainnya menggunakan minimal total pembelian untuk mendapatkan pengiriman gratis.

Dan untuk jasa pengiriman yang sering dipakai adalah JNE dan TIKI. Kami tidak bisa menentukan berapa kuantitasnya secara pasti untuk point jasa pengiriman yang mereka gunakan, karena banyak yang tidak menginformasikannya. Yang menarik adalah Zalora Indonesia. Mereka menggunakan 4 layanan sekaligus. Yaitu Gojek, JNE, First Logistic dan Ningrat Muda Mandiri.


Penggunaan Secure Sockets Layer (SSL)

Jika di luar negeri rata-rata toko online yang menggunakan SSL di toko online mereka, maka Indonesia adalah kebalikannya. Hanya toko-toko oline besar saja yang menggunakannya.

Toko-toko online mancanegara biasanya menggunakan SSL setidaknya di halaman checkout dan my account. Karena dua halaman itu lah calon customer diminta untuk memasukkan data diri. Yang seringkali mengandung data penting, semisal nomer kartu kredit.

Point ini saya duga berkaitan erat dengan cara pemesanan dan pembayaran di Indonesia yang lebih banyak menggunakan bank transfer. Sedangkan pemain besar yang juga menyediakan cara pembayaran melalui kartu kredit pasti menggunakan SSL. Untuk memberikan rasa aman kepada pembeli.

Sebagai penutup saya ingin mengatakan, eCommerce yang ada di Indonesia harus berkembang dan memberi pengalaman yang setidaknya sama menyenangkannya dengan membeli di toko biasa.  Akhirnya, jika Anda pemilik toko online saya menyarankan Anda untuk membaca posting lain yang berkaitan.
BLOGIZTIC
BLOGIZTIC SEO Specialist yang menyukai berbagai informasi seputar teknologi informasi dan komputer.

Post a Comment for "Karakteristik Toko Online Indonesia"